Wuryanto Puji Siswoyo
Pendidikan IPA PPs Unnes
ABSTRAK
Penelitian Kualitatif dengan model content analysis ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar aspek psikomotorik yang dikembangkan dalam buku kelas VIII SMP, seberapa besar aspek psikomotorik yang muncul dalam masing-masing taraf ketrampilan dan kesesuaian taraf ketrampilan yang dikembangkan buku fisika dengan mental anak. Pengambilan sampel pada buku A (Sains Fisika, Penulis Budi Purwanto) dan buku B (IPA Fisika, Penulis Endang Purwanti). Pengumpulan data dengan teknik angket dan lembar observasi dengan panduan Tabel Klasifikasi Aspek Psikomotorik dengan Penekanan Ketrampilan Proses menurut EJ Simpson dan Norman E Gronlund RW de Maclays yang dikembangkan oleh peneliti. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan lebih mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku A telah mengembangkan aspek psikomotorik sebesar 63,23%, aspek ketrampilan observasi muncul sebanyak 30,88% dan kesesuaian dengan mental anak pada tingkat operasional formal sebanyak 74,41%. Pada buku B pengembangan aspek psikomotorik sebesar 64,94%, ketrampilan onservasi muncul sebanyak 35,06% dan kesesuaian dengan mental anak sebesar 70%. Simpulan dari penelitian ini adalah sampel buku A dan buku B telah mengembangkan aspek psikomotorik secara baik dan sesuai dengan mental anak pada tingkat operasional formal
Kata kunci : aspek psikomotorik, buku fisika, mental anak.
Abstract
Qualitative research with this model of content analysis using descriptive method that aims to determine how big the psychomotor aspects are developed in the book eighth grade junior high , how big psychomotor aspects that appear in each level of skill and fitness level of the skills developed by children's mental physics book . A sampling of the book ( Physics Science , Author Budi Purwanto ) and book B ( IPA Physics , Author Endang Purwanti ) . Data collection technique with questionnaires and observation sheets with guide Classification Table with Emphasis Skills Psychomotor Aspects of Process by EJ Simpson and RW Norman E Gronlund de Maclays developed by researchers . Analysis of quantitative data using descriptive techniques which are then analyzed by descriptive qualitative depth . The results showed that a book has been developed psychomotor aspects of 63.23 % , observation skills aspect appears as 30.88 % and compliance with child mental at the formal operational level as much as 74.41 % . In the book B psychomotor development aspect of 64.94 % , emerging skills as much as 35.06 % onservasi and mental suitability with children by 70 % . The conclusions of this study is the sample book A and book B has developed well and psychomotor aspects in accordance with the child's mental level of formal operational
PENDAHULUAN
Perumusan Kompetensi dasar dan indikator pencapaian meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Seperti dikatakan oleh Amrin Sadikin (2005) dalam proses pendidikan ada tiga variabel pendidikan yang akan diraih, yaitu
1. Mengantarkan sesuatu/ pengalaman (transfer of skill: knowledge, affective, and psychomotor)
2. Pelaksanaan dari hasil transfer tersebut itu sendiri ( behaviour elegant)
3. Menjadikan tradisi sbagi anak (life skill/competency)
Pengembangan ketiga aspek tersebut harus secara seimbang dan terpadu. Dalam pembelajaran Fiska aspek psikomotorik tidak dapat dikesampingkan karena dalam proses pembelajarannya menekankan pada ketrampilan proses.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran menurut Surya dalam Muhibin Syah (1995) situasi pembelajaran dan prestasi siswa tergantung pada: 1) karakteristik siswa, 2) karakteristik guru, 3) interaksi dan metode pembelajaran, 4) fasilitas fisik, 5) mata pelajaran, 6) karakteristik kelompok dan 7) lingkungan alam sekitar. Buku sebagai fasilitas fisik seharusnya memuat ketiga aspek taksonomi tujuan pendidikan, salah satunya adalah aspek psikomotorik. Aspek psikomotorik yang dikembangkan oleh buku teks seharusnya sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa (mental) anak.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dirumuskan sebuah rumusan masalah yaitu: 1) Seberapa besar aspek psikomotorik yang di kembangkan dalam buku teks A dan B. 2) Seberapa besar aspek psikomotorik yang muncul pada masing-masing taraf ketrampilan. 3) Apakah taraf ketrampilan yang dikembankan telah sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Seberapa besar aspek psikomotorik yang di kembangkan dalam buku teks A dan B. 2) Seberapa besar aspek psikomotorik yang muncul pada masing-masing taraf ketrampilan. 3) Apakah taraf ketrampilan yang dikembankan telah sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak?
LANDASAN TEORI
1. Teori Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu, atau siswa untuk memperoleh suatu prestasi perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik teramati secara langsung ataupun tidak, sebagai hasil dari sebuah pengalaman dengah lingkungan. Perubahan lingkungan tersebut meliputi tingkah laku kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kegiatan pembelaran IPA lebih mengarah pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa aktif dalam memahami konsep-konsep IPA melalui ketrampilan proses.
Proses belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam maupun dari luar individu. Menurut Sri Rumini(1995) faktor-faktor dari dalam tersebut adalah 1) Faktor psikis meliputi kognitif, afektif, Psikomotorik, campuran dan kepribadian. 2) faktor fisik antara lain indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf dan organ-organ tubuh. Kelompok faktor dari luar antara lain: 1) Faktor lingkungan alam 2) Faktor sosial ekonomi 3) Guru 4) Metode mengajar, 5)Kurikulum 6) Program 7) Mata Pelajaran 8) Sarana Prasarana. Engkoswara (1988) menyebutkan bahwa buku-buku sebagai sarana belajar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan kematangan jiwa anak akan berpengaruh negatif terhadap proses belajar siswa.
2. Buku Teks
Keberadaan buku teks memegang peranana penting dalam kegiatan pembelajan, karena buku teks merupakan salah satu sumber belajar yang menjadi acuan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan buku teks yang baik sangat tergantung pada kejelian guru. Agar dapat memeilih buku teks yang baik guru harus memiliki ketrampilan menganalisis isi sebuah buku. Aspek-aspek yang dapat dianalisis menurut Dit. PLP (2004) meliputi: Bahasa dan cetakan serta isi/materi.
Menurut Dedi Supriyadi (2001) ditinjau dari segi isi buku teks dikategorikan baik jika: 1) Mendukung isi pokok bahasan, sesuai kurikulum dan mengandung program pengayaan. 2) Materi yang terkandung benar 3) Organisasi/sistematikanya. 4) Penyajian menarik, 5) Tata Krama Penulisan.
3. Aspek Psikomotorik
Berdasarkan analisis operasional tujuan Pendidikan menurut Bloom dalam Saefudin Azwar (1998) dibedakan menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Heinzt Kock (1986) biasanya aspek kognitif lebih diutamakan dalam pelajaran sekolah, namun untuk mendidik manusia aspek afektif dan psikomotorik tidak boleh dilupakan.
Gagne menyatakan bahwa ketrampilan motorik adalah berupa tindakan melaksanakansuatu hal yang menunjukkqn susunan ketrampilan yang tinggi dalam artiperbuatan yang dimiliki siswa secara khusus. (Slameto, 2001). Rumusan-rumusan tujuan belajar mengenai aspek psikomotork menurut Norns dalam Slameto (2002) meliputi : persepsi, kesiapan, respon terpimpin, dan mekanisme
Sedangkan EJ Simpson mengemukakan aspek psikomotorik secara garis besar dapat dijabarkan dalam Lalu M Azhar (1993): Persepsi, set, respon terbimbing, respon mekanistis, dan respon komplek
4. Tingkat Perkermbangan Jiwa Anak
Menurut Piaget (Sri Rumini, 1995) perkembangan manusia berlangsung menurut struktur psikologis sejak lahir. Tingkat perkembangan jiwa manusia tersebut adalah: a. Tingkat Sensormotorik (0-18/24 bulan) b. Tingkat Praoperasional(18/24 bulan-7 tahun) c. Tingkat Operasional Konkrit (7-11 tahun) d. Tingkat Operasional Formal ( 11 tahun ke atas). Siswa SMP berada pada usia 11-15 tahun, berarti berada dalam tingkat operasional formal.
Ciri-ciri anak dalam tingkat operasional formal adalah cara berpikir tiadak terikat, , sudah terlepas dari tempat dan waktu. Berpikir secara abstrak, berpikir bertalian dengan hal yang tampak/kejadian yang tak langsung dihayati. Menurut Piaget (Sri Rumini, 1995)tingkat operasional formal digolongkan:
a. Berpikir operasional formal, disebut proporsional, berpikir deduktif hipotesis
b. Berpikir Operasional formal, disebut juga berpikir kombinatoris, memungkinkan melakukan problem solving.
Sedangkan menurut Flavel karakteristik operasional formal yaitu:
a. Berpikir adolosemi hipotesis deduktif
b. Berpikir proporsional
c. Berpikir kombinatorial
d. Berpikir reflektif
5. Ketrampilan Proses
Pembelajaran Fisika yang dilakukan melalui pendekatan ketrampilan proses menghendaki pembelajaran tidak hanya produk berupa pemahaman konsep namun juga pada proses perolehan konsep tersebut. Menurut Lalu M Azhar (1993) Ketrampilan Proses adalahketrampilan siswa unmtuk mengelola hasil kegiatan. Tujuan Ketrampilan proses adalah mengembangkan dan menerapkan kemampuan.
Ketrampilan Proses esensial yanperlu ditanamkan dan dikembangkan menurut Harlen dalam Joko Sudomo (2000) adalah: melakukan obsservasi, mengemukakakan hipotesis, menginterpretasi, merencanakan percobaan, melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Model yang dipilih adalah analisis isi (content analysis). Variabel bebas adalah buku teks fisika yang diterbitkan oleh penerbit swasta dan memiliki ISBN. Variabel terikatnya adalah Aspek Psikomotorik dan Karakteristik Kejiwaaan siswa pada tingkat operasional formal.
Pengambilan sampel melalui quota sampling dengan pertimbangan homogenitas, pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga. Sampel buku adalah Sains Fisika dan Penerapannya, penulis Budi Purwanto, penerbit Tiga Serangkai Solo, ISBN 979-668-646-5 (buku A) dan Ilmu Pengetahuan Alam Fisika, penulis Endang Purwanti, penerbit Intan pariwara Klaten, ISBN 979-460-857-2 (buku B).
Sampel bab adalah 20% seperti yang dikemukakan Donald Ary dalam Erna W (2001). Unit analisis adalah semua alinea di setiap halaman sampel yang dipilih secara purpossive sampling.
Instrumen yang digunakan adalah angket dan lembar observasi. Angket berfungsi untuk mengetahui buku teks yang digunakan.Lembar observasi digunakan untuk pengumpulan data kemunculan aspek psikomotorik pada masing-masing taraf ketrampilan pada buku sampel. Lembar observasi disusun berdasarkan klasifikasi aspek psikomotorik dengan penekanan pada ketrampilan proses menurut EJ Simpson dan Norman E Gronlund RW de Maclays yang divalidasi logis oleh ahli.
2. Analisis Data
Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif berdasarkan Erna W(2000) melalui perhitungan Prosentasi.
Nm adalah jumlah item yang muncul dan N adalah jumlah seluruh item.
Prosentase kemunculan aspek psikomotorik (%APs) dihitung:
APs adalah Aspek Psikomotorik dan NAPs adalah non aspek psikomotorik
Penggolongan kemunculan aspek Psikomotorik didasarkan pada kriteria dari Suharsimi Arikunto dalam A Khambali (1998) yaitu 81-100% (sangat baik), 61-80% (baik), 41-60% (sedang), 21-40% (kurang), 0-20% (sangat kurang)
Prosentase taraf ketrampilan (%TK)dihitung:
TK adalah Taraf ketrampilan. Hasil taraf Ketrampilan ini kemudian dimasukkan ke dalam tabel kesesuaian aspek psikomotorik dengan tingkat perkembangan jiwa (mental) anak.
Berdasarkan tabel tersebut kemudian dapat diketahui kesesuaian aspek psikomotorik dan tingkat perkembangan jiwa anak. Prosentase kesesuaian (%Ks)tersebut di hitung:
Hasil kemudian dikonsultasikan dengan kriteria Kesesuaian antara aspek psikomotorik dengan tingkat perkembangan jiwa anak berdasarkan taraf operasional formal yang diadaptasi dari Sumanto(2001). Kriteria tersebut adalah 0% tidak sesuai, 1-10% belum sesuai, 11-25% kurang sesuai, 26-49% cukup sesuai, 50-100% sesuai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi data kemudian dilaksanakan tabulasi data dan analisis tentang pemunculan aspek psikomotorik, pemunculan aspek psikomotorik pada masing-masing taraf ketrampilan dan kesesuaian taraf ketrampilan dengan tingkat perkembangan jiwa anak.
1. Aspek Psikomotorik pada buku A adalah 63,23% dan buku B adalah 64,96%.
2. Aspek Psikomotorik pada masing-masing taraf ketrampilan.
No
|
Taraf Ketrampilan
|
Buku A (%)
|
Buku B (%)
|
1
|
Observasi
|
30,88
|
35,06
|
2
|
Interpretasi Data
|
8,82
|
0
|
3
|
Kesimpulan
|
10,29
|
10,39
|
4
|
Hipotesis
|
4,41
|
2,6
|
5
|
Aplikasi
|
4,41
|
3,91
|
6
|
Merencanakan Penelitian
|
2,94
|
1,32
|
7
|
Mengkomunikasikan hasil
|
1,47
|
11,69
|
3. Kesesuaian taraf ketrampilan dengan tingkat perkembangan jiwa anak dalam TOF
a. Buku A sebesar 74,41% tergolong sesuai
b. Buku B sebesar 70,00% tergolong sesuai
Pada buku A aspek psikomotorik terbanyak adalah respon terpimpin yaitu 22,06% dan yang paling sedikit muncul adalah mekanisme 4,41%. Sedangkan pada buku B aspek terbanyak yang muncul adalah respon terpimpin sebesar 22,08% dan aspek terkecil yang muncul adalah 2,60%.
Prosentase taraf ketrampilan observasi dominan pada buku A yaitu 30,88% dan prosentase terkecil adalah mengkomunikasikan hasil sebesar 1,47%. Pada buku B kegiatan observasi terdapat 35,06% dan tidak ditemukan ketrampilan menginterpretasi data.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kedua buku telah mengembangkan aspek psikomotorik dalam materi-materi yang disajikan dengan kategori baik
2. Pada kedua buku taraf ketrampilan observasi memiliki peringkat tertinggi.
3. Kedua buku telah sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak pada tingkat operasional formal.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Khambali.1998. Keterlaksanaan Pembelajaran Konsep-konsep Kimia yang Terintegrasi dalam mata pelajaran IPA di SLTP Negeri se-Kodia Yogyakarta. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional. IKIP Yogyakarta. Yogyakarta 19 September 1998
Dedi Supriyadi.2001.Anatomi Buku sekolah di Indonesia. Yogyakarta:Adi Cita
Erna Widodo. 2000. Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta: Avyrouz
Heinzt Kock. 1995. Saya Guru yang Baik. Yogyakrta : Kanisius
Joko Sudomo. 2000.Pengembangan ketrampilan Proses Esensial melalui Praktik Berbasis Inkuiri. Makalah disampaikan pada Seminar Regional MIPA. UNY. Yogyakarta, 14 Mei 2000
Lalu M Azhar. 1993. Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional
Muhibin Syah.1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Slameto. 2001. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sri Rumini. 1995. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Sumanto.1995. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset
